RANGKUMAN MATERI BAB 10,11 ILMU BUDAYA DASAR
BAB
10
Manusia
dan Kegelisahan
1. Pengertian
Kegelisahan
Kegelisahan
berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa
khawatir, tidak tenang, tidak sabar, dan cemas. Sehingga kegelisahan merupakan
hal yang menggambarkan seseorang yang tidak tenteram hati maupun perbuatan,
merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam
kecemasan.
Kegelisahan
dapat diketahui dari gejala tingkah laku seseorang dalam situasi tertentu.
Gejala tingkah laku itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan
mondar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala, memandang jauh ke
depan sambil mengepal-ngepalkan tangan, duduk termenung sambil memegang kepala,
duduk dengan wajah murung, dan malas bicara.
Macam-macam
Kecemasan
Sigmund
Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang
menimpa manusia, yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik, dan
kecemasan moril.
a).
Kecemasan obyektif
Pengalaman
perasaan sebagai akibat pengamatan atau bahaya dunia luar. Bahaya adalah sikap
keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya.
Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, bahwa
seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat
dengan benda-benda atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
b).
Kecemasan neorotis (syaraf)
Kecemasan
ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund
Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni:
Kecemasan
yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, dan orang itu takut akan
bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan
menguasai ego.
Bentuk
ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adalah
intensitet ketakutan melebihi proporsi yang sebenarnya dari obyek yang
ditakutkannya.
Rasa
takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnya secara
tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan
meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan
neorotis yang sangat menyakitkan dengan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh
id, meskipun ego dan superego melarangnya.
c).
Kecemasan moril
Kecemasan
moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam
emosi, antara lain iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, dan rasa
kurang. Rasa iri, benci, dengki, dendam merupakan sebagian dari pernyataan
individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Oleh karena
itu, sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami orang
lain. Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan
mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah, dan putus
asa.
1. Sebab-sebab
orang gelisah
Sebab-sebab
orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya.
Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari
dalam.
2. Usaha-usaha
mengatasi kegelisahaan
Mulai
dari diri kita sendiri, yaitu bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat
berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.
Memasrahkan
diri kepada Tuhan. Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepada-Nya. Kita harus
percaya bahwa Tuhan Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha
Pengampun.
3. Keterasingan
Keterasingan
berasal dari kata terasing, dan dari kata dasar asing. Kata asing berarti
sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari
pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata keterasingan
berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil
atau terpisah dari yang lain.
Yang
menyebabkan orang berada dalam keterasingan ialah perilakunya yang tidak dapat
diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada
pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam
masyarakat. Perbuatan iti misalnya mencuri, memperkosa, mengganggu istri orang,
menghina orang, dan sombong.
4. Kesepian
Kesepian
berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian
berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman.
Sebab-sebab
terjadinya kesepian
Bermacam-macam
penyebab terjadinya kesepian. Salah satunya frustasi. Dalam hal itu, orang
tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan
lebih senang hidup sendiri. Orang yang frustasi itu bersikap rendah diri,
sengaja menjauhi pergaulan ramai. Orang yang bersikap rendah diri, pemalu,
minder, merasa dirinya kurang berharga dibanding orang lain, maka orang itu
lebih suka menyendiri. Karena menyendiri itu mengakibatkan kesepian.
5. Ketidakpastian
Ketidakpastian
berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan,
tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidakpastian
artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak
tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas.
Sebab-sebab
terjadi ketidakpastian
Orang
yang pikirannya terganggu tidak dapat berpikir secara teratur, apalagi
mengambil kesimpulan. Dalam berpikir, manusia selalu menerima rangsang-rangsang
lain, sehingga jalan pikirannya menjadi kacau oleh rangsang-rangsang baru.
Kalau toh ia dapat berpikir baik akan memakan waktu yang cukup lama dan sukar.
Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah:
· Obsesi
Gejala
neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus-menerus,
biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak
diketahui oleh penderita. Misalnya, selalu berpikir ada orang yang ingin
menjatuhkan dia.
· Phobia
Rasa
ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa
diketahui sebab-sebabnya.
· Kompulasi
Adanya
keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak
disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.
· Histeria
Neorosa
jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang
menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang
lain.
· Delusi
Pikiran
yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu. Delusi ada tiga
macam, yaitu:
a)
Delusi persekusi
Menganggap
keadaan sekitarnya jelek.
b)
Delusi keagungan
Menganggap
dirinya orang penting dan besar.
c)
Delusi melancholis
Merasa
dirinya bersalah, hina, dan berdosa.
· Halusinasi
Khayalan
yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Halusinasi buatan, misalnya dapat
dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena
halusinasi, orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan
dasarnya, sehingga dengan timbulnya halusinasi dorongan-dorongan itu menemukan
sasarannya.
· Keadaan
emosi
Dalam
keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. Ini nampak pada
keseluruhan pribadinya, antara lain gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing,
muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat
apatis atau terlalu gembira dengan gerakan lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara.
Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak
bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu
bahasa, termenung, dan menyendiri.
Contoh
Ketidakpastian
Ketidakpastian
tentang lulus atau tidak dalam ujian sarjana yang sudah lama ditunggu-tunggu
membuat orang gelisah. Lulus atau tidak lulus ujian sarjana akan menentukan
status atau karir seseorang dalam hidupnya. Ketidakpastian ini akan merugikan,
karena status dari karir itu terancam. Karena ketidakpastian itu status yang
telah ditetapkan oleh atasan menjadi hilang, berhubung ada orang lain yang
lebih dulu memenuhinya
6. Usaha
usaha Mengatasi Ketidakpastian
Untuk
dapat menyembuhkan keadaan itu tergantung kepada mental penderita. Andaikata
penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu
terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita ialah diajak atau pergi
sendiri ke psikolog.
Bila
penyebabnya itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan
orang yang dirindukan.
Phobia
atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit, sehingga tidak takut lagi. Orang
yang bersikap sombong atau angkuh, bila mengalami musibah baru berkurang
kesombongannya, tetapi mungkin tidak. Andaikata mereka sadar, kesembuhan itu
adalah karena pengalaman. Jadi yang menyembuhkan adalah masyarakat sekitarnya
dan dirinya sendiri.
7. Contoh Analisis Kasus
Dampak
Hujan Abu Gunung Agung, Wisatawan di Pura Besakih Menurun
Jakarta - Status awas Gunung
Agung sudah berlalu 24 hari lamanya tanpa erupsi. Pengungsi, masyarakat, hingga
pemerintahan Kabupaten Karangasem dibuat gelisah dan khawatir.
"Kita bersama berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dimana saat ini Kabupaten Karangasem ingin bangkit dan menuntaskan kemiskinan tapi ternyata Gunung Agung mulai aktif," kata Bupati Karangasem IG Ayu Mas Sumatri di Candidasa, Karangasem, Bali, Senin (16/10/2017).
Sumatri mengatakan itu dalam acara pemberian bantuan pakan hijau ternak (PHT) oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia sebanyak 33 ton. Bantuan ini merupakan kelanjutan bantuan pakan konsentrat sebanyak 50 ton yang telah diserahkan sebelumnya pada 28 September 2017 di posko Tanah Ampo kepada Dirjen PKH, I Ketut Diarmita. "Saya berharap apa yang dilakukan oleh Charoen Pokphand ini dapat dijadikan contoh perusahaan lain untuk peduli terhadap ternak para pengungsi Gunung Agung. Sebab aset masyarakat tersebut adalah ternak. Dengan adanya bantuan tersebut diharapkan warga pengungsi bebannya terbantu, terutama mendapatkan pakan ternak yang selama ini dititipkan di penampungan sementara," ungkap Sumatri.
Sumatri menyatakan 138 ribu dari total 500 ribu jiwa penduduk Karangasem mengungsi karena Gunung Agung semakin aktif. Para pengungsi bahkan ada yang keluar dari Pulau Bali, menuju Banyuwangi dan Lombok.
"500 Ribu penduduk di Karangasem, 138 ribu orang di antaranya mengungsi. Mereka termasuk 13 ribu anak-anak SD dan 7 ribu anak-anak SMP. Mereka tersebar di 412 titik pos pengungsian di seluruh Pulau Bali. Ada juga yang ke Banyuwangi, Lombok dan daerah luar lainnya," ujar Sumatri.
Tak hanya kependudukan, Sumatri juga bicara terkait pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Karangasem yang turut terdampak. Sumatri menyatakan PAD Karangasem nyaris tidak ada karena mengandalkan tambang pasir di kaki Gunung Agung.
"Ini kondisi Karangasem, mudah-mudahan cepat berlalu. Spirit-nya ingin meningkatkan PAD tapi ternyata sekarang kembali ke titik nol. PAD Karangasem terbesar adalah galian C (tambang pasir) tapi itu masuk zona merah sehingga tidak boleh menggali pasir. Otomatis, PAD Karangasem nol," ucap Sumatri.
"Kita bersama berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dimana saat ini Kabupaten Karangasem ingin bangkit dan menuntaskan kemiskinan tapi ternyata Gunung Agung mulai aktif," kata Bupati Karangasem IG Ayu Mas Sumatri di Candidasa, Karangasem, Bali, Senin (16/10/2017).
Sumatri mengatakan itu dalam acara pemberian bantuan pakan hijau ternak (PHT) oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia sebanyak 33 ton. Bantuan ini merupakan kelanjutan bantuan pakan konsentrat sebanyak 50 ton yang telah diserahkan sebelumnya pada 28 September 2017 di posko Tanah Ampo kepada Dirjen PKH, I Ketut Diarmita. "Saya berharap apa yang dilakukan oleh Charoen Pokphand ini dapat dijadikan contoh perusahaan lain untuk peduli terhadap ternak para pengungsi Gunung Agung. Sebab aset masyarakat tersebut adalah ternak. Dengan adanya bantuan tersebut diharapkan warga pengungsi bebannya terbantu, terutama mendapatkan pakan ternak yang selama ini dititipkan di penampungan sementara," ungkap Sumatri.
Sumatri menyatakan 138 ribu dari total 500 ribu jiwa penduduk Karangasem mengungsi karena Gunung Agung semakin aktif. Para pengungsi bahkan ada yang keluar dari Pulau Bali, menuju Banyuwangi dan Lombok.
"500 Ribu penduduk di Karangasem, 138 ribu orang di antaranya mengungsi. Mereka termasuk 13 ribu anak-anak SD dan 7 ribu anak-anak SMP. Mereka tersebar di 412 titik pos pengungsian di seluruh Pulau Bali. Ada juga yang ke Banyuwangi, Lombok dan daerah luar lainnya," ujar Sumatri.
Tak hanya kependudukan, Sumatri juga bicara terkait pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Karangasem yang turut terdampak. Sumatri menyatakan PAD Karangasem nyaris tidak ada karena mengandalkan tambang pasir di kaki Gunung Agung.
"Ini kondisi Karangasem, mudah-mudahan cepat berlalu. Spirit-nya ingin meningkatkan PAD tapi ternyata sekarang kembali ke titik nol. PAD Karangasem terbesar adalah galian C (tambang pasir) tapi itu masuk zona merah sehingga tidak boleh menggali pasir. Otomatis, PAD Karangasem nol," ucap Sumatri.
Sementara, sektor pariwisata
disebut Sumatri masih belum pulih benar walau sebagian besar wilayah kabupaten
di sisi timur laut Pulau Dewata itu adalah zona aman. Sumatri mengibaratkan
pariwisata Karangasem saat ini seperti menangkap capung emas.
"Pariwisata saat ini sensitif sekali. Kita seperti menangkap capung emas, ketika didekati dia menjauh tapi kita diamkan dia mendekat. Kejadian ini tidak kita minta. Nah, ini yang ada di Kabupaten Karangasem sekarang," ungkap Sumatri.
Selain PAD, Sumatri juga mengkhawatirkan penduduknya di pengungsian. Para pengungsi sempat bertanya ke Sumatri jika Gunung Agung tidak juga erupsi dalam waktu lama atau bererupsi lama seperti Gunung Sinabung. "Pengungsi khawatir apabila ini berlangsung jangka panjang. Mungkinkah kita sepanjang zaman tidak memiliki kepastian? Jadi kepastian ini dibutuhkan masyarakat. Marilah kita bersama-sama, apa yang harus dilakukan bersama," pungkas Sumatri. Tak memiliki jawaban untuk masalah-masalah yang dihadapi membuat Sumatri meminta masyarakat untuk berdoa. Ia juga meminta semua donatur dan relawan yang membantu tanggap darurat untuk menyampaikan permohonan maaf Sumatri pada penduduknya.
"Ketika datang ke para pengungsi, saya mohon titip pesan, saya sangat diharapkan namun belum bisa hadir. Sampaikan permohonan maaf saya, tentu sebagai manusia saya tidak luput dari kekurangan. Harapan saya, semoga atas doa saya, para pengungsi diberikan berkat dan kesehatan," imbuh Sumatri.
"Pariwisata saat ini sensitif sekali. Kita seperti menangkap capung emas, ketika didekati dia menjauh tapi kita diamkan dia mendekat. Kejadian ini tidak kita minta. Nah, ini yang ada di Kabupaten Karangasem sekarang," ungkap Sumatri.
Selain PAD, Sumatri juga mengkhawatirkan penduduknya di pengungsian. Para pengungsi sempat bertanya ke Sumatri jika Gunung Agung tidak juga erupsi dalam waktu lama atau bererupsi lama seperti Gunung Sinabung. "Pengungsi khawatir apabila ini berlangsung jangka panjang. Mungkinkah kita sepanjang zaman tidak memiliki kepastian? Jadi kepastian ini dibutuhkan masyarakat. Marilah kita bersama-sama, apa yang harus dilakukan bersama," pungkas Sumatri. Tak memiliki jawaban untuk masalah-masalah yang dihadapi membuat Sumatri meminta masyarakat untuk berdoa. Ia juga meminta semua donatur dan relawan yang membantu tanggap darurat untuk menyampaikan permohonan maaf Sumatri pada penduduknya.
"Ketika datang ke para pengungsi, saya mohon titip pesan, saya sangat diharapkan namun belum bisa hadir. Sampaikan permohonan maaf saya, tentu sebagai manusia saya tidak luput dari kekurangan. Harapan saya, semoga atas doa saya, para pengungsi diberikan berkat dan kesehatan," imbuh Sumatri.
Analisis :
Bencana
alam memang tak bisa dihindari. Rasa ketakutan yang dirasakan menyebabkan
kegelisahan kepada wisatawan yang sedang berlibur ke sana. Bali memang menjadi
tempat wisata yang paling oleh macam Negara. Akibat stastus siaga pada gunung
tersebut menyebabkan ketakutan akan orang-orang yang akan menginjakkan kaki di
sana. Dibalik rasa ingin berlibur, tapi kegelisahan gunung tersebut akan
meletuspun membuat orang-orang memikir kembali tentang keselamatan mereka.
Solusi :
Rasa
ketakutan akan kematian memang selalu ada. Jika kita tak ingin terjadi apa-apa
sebaiknya menghindar dari tempat yang dibilang berbahaya di sekitarnya.
Sedangkan wilayah yang bisa kita datangi kita boleh untuk berlibur ke tempat
itu. Dengan upaya agar wisatawan tetap aman, selalu dengarkan instruksi dari
petugas yang akan memantau semua perkembangan status gunung tersebut.
BAB 11
Manusia dan Harapan
1. Pengertian
Harapan
Harapan
atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan
didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan
datang. Pada umumnya harapan berbentuk
abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan
sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya
harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang
mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
Beberapa
pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan “berpikir positif” yang
merupakan salah satu cara terapi/ proses sistematis dalam psikologi untuk
menangkal “pikiran negatif” atau “berpikir pesimis”. Kalimat lain “harapan
palsu” adalah kondisi dimana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat atau
berdasarkan khayalan serta kesempatan harapan tersebut menjadi nyata sangatlah
kecil.
2. Apa
Sebab Manusia Mempunyai Harapan
Menurut
kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung
disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau
anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan
hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan
berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal yang
mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan
dorongan kebutuhan hidup.
· Dorongan
kodrat
Kodrat
ialah sifat, keadaan, atau pcmbawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri
manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira,
berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia
mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan
kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis,
tertawa, bergembira, dan scbagainya. Seperti halnya orang yang menonton
Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar
penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua
belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
Kodrat
juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan
perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah
kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan
antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi
ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan,
sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang
dipilihnya. Dcngan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana
yang buruk, mana yang benar dan mana yang
salah,
dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih. Dalam diri manusia masing-masing
sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup
bermasyarakat atau hidup bcrsama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka
manusia mempunyai harapan.
· Dorongan
kebutuhan hidup
Sudah
kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan
hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan
kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmaniah misalnya ; makan, minum, pakaian, rumah.
(sandang, pangan, dan papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan. Untuk
memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini
disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah
maupun kemampuan berpikimya. Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan
kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu
adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut
Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia
itu ialah :
a)
kelangsungan hidup (survival)
b)
keamanan ( safety )
c)
hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d)
diakui lingkungan (status)
e)
perwujudan cita-cita (self actualization)
3. Pengertian
Doa
Doa adalah permohonan kepada Allah yang
disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu kebaikan dan kemaslahatan yang
berada di sisi-Nya. Sedangkan sikap khusyu’ dan tadharru’ dalam menghadapkan
diri kepada-Nya merupakan hakikat pernyataan seorang hamba yang sedang
mengharapkan tercapainya sesuatu yang dimohonkan. Itulah pengertian doa secara
syar’i yang sebenanya.
Doa
dalam pengertian pendekatan diri kepada Allah dengan sepenuh hati, banyak juga
dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Bahkan Al-Qur’an banyak menyebutkan pula bahwa tadharu’ (berdoa dengan sepenuh
hati) hanya akan muncul bila di sertai
keikhlasan. Hal tesebut merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang
shalih. Dengan tadharu’ dapat menambah kemantapan jiwa, sehingga doa kepada
Allah akan senantiasa dipanjatkan, baik dalam keadaan senang maupun dalam
keadaan susah, dalam penderitaan maupun dalam kebahagiaan, dalam kesulitan
maupun dalam kelapangan. Dalam Al-Qur’an Allah telah menegaskan : “Dan
bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi
dan senja hari dengan mengharapkan keridhaan-Nya, dan janganlah kedua matamu
berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia, dan
janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati
Kami serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.”
(QS. Al-Kahfi : 28).
Al-Qur’an
juga memberikan penjelasan bahwa orang-orang yang taat melakukan ibadah
senantiasa mengadakan pendekatan kepada Allah dengan memanjatkan doa yang
disertai keikhlasan hati yang mendalam. Sebuah doa akan cepat dikabulkan
apabila disertai keikhlasan hati dan berulangkali dipanjatkan. Hal ini banyak
ditegaskan dalam ayat Al-Qur’an, diantaranya : “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan
berendah diri (tadharu’) dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan
di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa
takut akan tidak diterima dan penuh harapan untuk dikabulkan. Sesungguhnya
rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ar’af
: 55-56).
Pengertian
doa bagian dari ibadah adalah bahwa
kedudukan doa dalam ibadah ibarat mustaka dari sebuah bangunan mesjid.
Doa adalah tiang penyangga, komponen penguat serta syiar dalam sebuah
peribadatan. Dikatakan demikian karena doa adalah bentuk pengagungan terhadap
Allah dengan disertai keikhlasan hati serta permohonan pertolongan yang disertai kejernihan nurani agar selamat
dari segala musibah serta meraih keselamatan abadi.
4. Kepercayaan
Kepercayaan
adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki
keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi
seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia
akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih
dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai (Moorman, 1993).
Menurut
Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan
perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang
baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu
pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa
pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya,
terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang
dipercaya (Mayer et al, 1995).
Menurut
Ba dan Pavlou (2002) mendefinisikan kepercayaan sebagai penilaian hubungan
seseorang dengan orang lain yang akan melakukan transaksi tertentu sesuai
dengan harapan dalam sebuah lingkungan yang penuh ketidakpastian.
Menurut
Rosseau, Sitkin, dan Camere (1998), definisi kepercayaan dalam berbagai konteks
yaitu kesediaan seseorang untuk menerima resiko. Diadaptasi dari definisi
tersebut, Lim et al (2001) menyatakan kepercayaan konsumen dalam berbelanja
internet sebagai kesediaan konsumen untuk mengekspos dirinya terhadap kemungkinan
rugi yang dialami selama transaksi berbelanja melalui internet, didasarkan
harapan bahwa penjual menjanjikan transaksi yang akan memuaskan konsumen dan
mampu untuk mengirim barang atau jasa yang telah dijanjikan.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa kepercayaan konsumen adalah kesediaan satu pihak
menerima resiko dari pihak lain berdasarkan keyakinan dan harapan bahwa pihak
lain akan melakukan tindakan sesuai yang diharapkan, meskipun kedua belah pihak
belum mengenal satu sama lain.
5. Kepercayaan
Dan Usaha Yang Meningkatkannya
Dasar
kepercayaan adalah kebenaran. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
· Kepercayaan
pada diri sendiri
Kepercayaan
pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri
sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri
sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu
mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
· Kepercayaan
kepada orang lain
Percaya
kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru,
atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya ternadap
kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap
kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karna ucapannya.
Misalnya, orang yang berjanji sesuatu hams dipenuhi, meskipun janji itu tidak
terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
· Kepercayaan
kepada pemerintah
Berdasarkan
pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir,
Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan
memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan
sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama
pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan,
sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan)
Pandangan
demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun
milik rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara.
Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak
berarti. Orang. mempunyai arti hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara
sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara
demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah
negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban
(negara diktator)
Jelaslah
bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau
pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah
kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
· Kepercayaan
kepada Tuhan
Kepercayaan
kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu
bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti
keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena
merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya.
Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai
kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan
daya kekuatannya. Oleh karcna itu jika manusia berusaha agar mendapat
pertolongan dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah
yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang
maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan konsekuensinya
tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
Usaha-usaha
Meningkatkan Percaya pada Tuhan. Usaha itu antara lain:
1. Meningkatkan
ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
2. Meningkatkan
pengabdian kita kepada masyarakat.
3. Meningkatkan
kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan sebagainya.
4. Mengurangi
nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
5. Menekan
perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.
6. Contoh Analisis Kasus
Mayday, Begini Harapan Buruh kepada Pemerintah
JAKARTA
(TEROPONGSENAYAN) -- Momentum peringatan hari buruh yang jatuh pada 1 Mei,
merupakan ajang meluapkan ekspresi rasa puas buruh kepada kinerja positif
pemerintah dalam 5 tahun terakhir.
Kordinator
Nasional Relawan Buruh Jokowi (REBO) Ichsan menilai pemerintah sudah berhasil
dalam perbaikan bagi buruh, mulai dari perbaikan upah, peningkatan kompetensi
tenaga kerja melalui pelatihan vokasi yang diselenggrakan oleh Balai Latihan
Kerja (BLK).
"Jaminan
sosial bagi tenaga kerja yang cakupan manfaatnya semakin luas dengan hadirnya
perlindungan Bukan Penerima Upah ( BPU ), serta disahkannya Undang-Undang
Perlindungan Pekerja Migran hasil revisi sebagai harapan baru memberikan
perlindungan tulus dan komprehensif kepada buruh migran, ini semua terealisasi
dalam pemerintahan Jokowi," kata
Ichsan di Jakarta, Selasa (30/4/2019).
Tak
hanya itu, ia juga menilai pemerimtah telah melakukan perbaikan upah, hubungan
yang harmonis antara pekerja, pengusaha dan pemerintah menciptakan produk hukum
PP 78 tahun 2015, upah buruh naik signifikan tiap tahun dihitung dari angka
inflasi pertumbuhan nasional, jadi naik sebesar 11 persen ketimbang tidak
menggunakan acuan PP 78 yang hanya 6-9 persen di daerah.
"Upaya
memberikan kepastian para stakeholder dapat menjalankan tanggung jawabnya juga
harus menjadi perhatian serius pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah agar
hak pekerja migran dan anggota keluarganya dapat terlindungi," tandasnya.
Analisis :
Pamerintah
telah berusaha untuk memberi harapan kepada buruh agar mendapat kehidupan yang
lebih baik dengan meningkatkan upah dan berbagai macam hal lainnya. Dengan ini
pula pemerintah berharap agar buruhpun meningkatkan kerjanya agar tercapai
tujuan yang diharapkan. Saling ketergantungan ini membuat harapan satu dan
lainnya dapat terlaksanakan dengan baik. Karena manusia hidup berdampingan
untuk mendapatkan apa yang mereka mau. Buruh sangat berharap agar pemerintah
lebih bersikap adil dan pemerintahpun berharap agar kinerja buruhpun baik. Hal
ini menyebabkan keuntungan satu sama lain.
Solusi :
Harapan
memang harus dimiliki seseorang. Diantaranya harapan mempunyai kehidupan layak.
Harapan tersebut tak akan datang ketika kita hanya berdiam diri saja. Harapan
harus dicapai dengan melakukan sesuatu. Kita harus melakukan usaha terbaik agar
harapan yang kita inginkan terwujud. Oleh karena itu, suatu hal tidak datang
dengan sendirinya seperti angin. Semua ada proses dan yang dipertaruhkannya
agar mendapat hal yang diinginkan.
Komentar
Posting Komentar